Sumber: Foto: REUTERS/LAB SALLAM
Jakarta, tvrijakartanews - Pusat Paleontologi Vertebrata Universitas Mansoura di Mesir masuk dalam Guinness Book of World Records setelah menemukan fosil paus terkecil di kerajaan paus kuno.
Sebuah tim peneliti yang dipimpin oleh ilmuwan Mesir menemukan fosil tersebut, yang diberi nama Tutsites untuk menghormati raja muda Firaun Tutankhamun, di bebatuan yang berumur sekitar 41 juta tahun.
Ahli paleontologi Mesir sekaligus pendiri pusat tersebut, Profesor Hisham Salam, mengatakan pihaknya sangat senang nama Universitas Mansoura diabadikan dalam penemuan yang sangat besar dalam Guinness Book of World Records sekitar sebulan yang lalu.
"Skitar Paus terkecil di kerajaan paus kuno, yang pada tahun 2023 disebut Totsites atau Paus Raja Tutankhamun, paus berusia 41 juta tahun, tidak hanya itu, tetapi merupakan salah satu paus terkecil yang hidup pada masa Mesir berada. Tenggelam di bawah dasar laut," kata Profesor Hisham Salam dikutip dari reuters (4/11).
Disebutkan dalam situs Guinness World Records bahwa paus yang ditemukan memiliki panjang 2,5 meter. Salam menambahkan, bahawa Totsites adalah salah satu makhluk laut, atau mamalia laut, pertama dari paus yang sepenuhnya mentransfer mata pencahariannya dari amfibi untuk tetap (menjadi) hidup sepenuhnya di air.
"Ini kita lihat dalam karakteristik anatomi yang berbeda dari makhluk aneh ini. makhluk. Dari sini, dari Totsits pertama, buatlah garis. Dengan demikian, tidak akan ada lagi paus yang menjadi amfibi atau paus yang akan hidup di darat sama sekali," tuturnya.
Fosil tersebut ditemukan di Wadi al-Rayyan di Fayoum pada tahun 2023 dan masuk Guinness Book of Records pada Oktober 2024.
“Tentu saja, pentingnya penemuan seperti ini memberi kita semacam peringatan, jadi mengapa kita harus menaruh perhatian? Karena kita membaca, seperti yang saya katakan, kita membaca masa lalu dengan sudut pandang masa kini untuk mengetahui apa yang akan terjadi. hal ini mungkin terjadi di masa depan Pemanasan global sedang terjadi saat ini dan laju pemanasan global sangat cepat, yang berarti dalam beberapa tahun, misalnya 100 tahun, kita dapat melihat dampak pemanasan global yang sangat besar terhadap pesisir benua, termasuk Mesir," jelasnya.